Jumat, 30 Desember 2011

Kakak.. maaf ya

Kulirik jam wekerku,ternyata masih jam empat pagi.Tapi entah kenapa,aku susah sekali untuk tidur.Mataku tak mau menutup sama sekali. Tok..tok... ah! ada yang mengetuk pintu kamarku! krieett.. "Kakak...kenapa kakak kesini?" tanyaku bingung,pada kakakku hina.Tapi kakakku tak peduli.Dia masuk dan menaruh dua cangkir cokelat hangat."Wah...adikku tidak bisa tidur ya?kalau tidak bisa,biar kakak temani ya dikamarmu"kata kak Hina dengan memasang muka ceria sambil tersenyum manis."Kakak..." panggilku "Ya?ada apa sayang?" tanya kak Hina ramah "mmm...kenapa kakak kesini?" tanyaku sambil menghidupkan lampu kamar dan TV."Kakak hanya cemas.Takutnya kau tak bisa  tidur karena kesepian" jawabnya sambil menyeruput coklat hangat."Ini minum..masih hangat kok" ujarnya sambil menyodorkan segelas coklat hangat."Ini buatan kakak?" "ya!enak kan?" tanyanya.Tiba-tiba aku merasa lemas dan tertidur nyenyaaaaaak sekali.Kak Hina menatapku dan berkata "Manis sekali adikku ini.." dia menyelimutiku dan tidur disebelahku.Paginya jam delapan cip..cip..  bersambung..

Greatness Lunch of Friendship

"Mao..."seseorang mengguncang-guncang tubuhku, "Mao bangun!"katanya, aku membuka mata, "ngh... ada apa?"tanyaku, aku menguap lebar dan mengangkat badan, "temanmu sudah menunggu,"katanya, dia kakakku, Suguru, "ya...ya... baiklah, suruh dia masuk kekamarku selama aku bersiap-siap,"kataku sambil beranjak dari kasur, kubuka lemari bajuku, kuambil baju panjang sepaha dengan turtle neck dan lengan sesiku, celana jeans dan stocking, tak lupa pakaian dalam, aku langsung membawa semuanya kekamar mandi ditambah handuk.

Takdir Memutuskan Part 3

Part 3
“Kau yang akan mempermainkan waktu selanjutnya!!!”seru Randia, tidak... aku tidak mau seperti Randia, ya mempermainkan waktu seenaknya demi masa depan yang cerah. Kalau kegagalan adalah takdir kita, yasudah... memang itu takdir kita, dalam catatan; YANG SEBENARNYA.

Takdir Memutuskan Part 2

Part 2
“Kau diutus takdir!!! Untuk memperbaiki setiap masalah dimasa depan!!!”seru Randia, Biba menganga. “Eh?”

Takdir Memutuskan Part 1

Part 1
Rumahku, yang terletak dipinggiran kota Jakarta ini, diapit oleh dua rumah mewah, rumah Nyonya Chum dan rumah Nyonya Jumi, kedua janda itu memiliki dua anak, anak yang amat mereka sayangi untuk terus mengingat sang suami. Jika kau berjalan keluar kompleks, pergi kearah timur sampai mentok, masuk kegang tanpa lihat-lihat, kau bisa kecebur got, tetapi jika kau melihat baik-baik, kau akan melihat sungai yang jernih, sungai itu ditutupi oleh kompleks sebelah yang beberapa rumahnya menghadap arah yang berlawanan, menghadap sebuah kali luas yang tercemar oleh pabrik mie ditengah-tengah kota.